Harta Karun Bajak Laut Olivier Levasseur Terbesar Sepanjang Sejarah

Mei 12, 2021
Harta Karun Bajak Laut Olivier Levasseur Terbesar Sepanjang Sejarah

Olivier Levasseur terkenal karena diduga menyembunyikan harta karunnya yang terbesar dalam sejarah bajak laut, dengan kode rahasia berupa kriptogram dan beberapa petunjuk keberadaan harta karunnya.

Olivier Levasseur lahir di Calais, Prancis antara tahun 1688-1690. Dia mendapat julukan "La Buse". Julukan tersebut diberikan karena kecepatannya dalam menyerang musuh. Olivier Levasseur lahir dari keluarga borjuis kaya. Pendidikannya terjamin sampai akhirnya dia masuk angkatan laut Prancis.

Olivier Levasseur yang telah menjadi pasukan angkatan laut akhirnya dia ikut perang Spanish Succession antara tahun 1701-1714. Gara-gara perang tersebut, dia mendapat luka pada bagian mata yang membuat pandangannya menjadi buram. Saat perang berakhir, bukannya pulang ke tempat asalnya, Olivier Levasseur malah bergabung pada kelompok bajak laut Benjamin Hornigold. 

Setelah sekitar satu tahun lamanya bergabung dengan Benjamin Hornigold, dia akhirnya memisahkan diri dan berlayar menuju Pantai Barat Afrika. Disana Olivier Levasseur bekerja sama dengan bajak laut Howell Davis dan juga Thomas Cocklyn.

Tahun 1720, Olivier Levasseur beserta kawannya sangat aktif, dari mulai menyerang Pelabuhan Ouidah di Pantai Benin. Sampai akhirnya kapal miliknya karam di Laut Merah, dan dia terdampar di salah satu pulau yang berada di Comoro. 

Waktu dia terdampar, matanya yang buram karena luka akhirnya menjadi buta total. Akhirnya Olivier Levasseur memutuskan untuk memakai penutup mata.

Pada tahun-tahun selanjutnya, menjadi masa keemasan dari Olivier Levasseur. Dari mulai dia membuat markas di Saint Marie, Madagascar. Sampai akhirnya dia selalu membajak kapal-kapal yang berlintas di dekat pulau tersebut. 

Pembajakan Olivier Levasseur yang paling besar adalah saat dia berhasil menjarah kapal Portugis yang penuh dengan harta benda milik Uskup Goa. Dari penjarahan kapal Portugis tersebut, Olivier Levasseur mendapat banyak emas, perak, berlian, mutiara, batu ruby, kain sutra, dan lusinan kotak berisi koin golden guinea. 

Selain itu, karena kapal tersebut milik seorang Uskup tentunya terdapat juga barang-barang religius milik Katedral St. Catherine yang terdapat di Goa, termasuk Flaming Cross of Goa yang terbuat dari emas murni.

Banyak sekali harta berharga yang didapat oleh Olivier Levasseur, sampai-sampai pada tahun 1968 seorang ahli sejarah yang mencoba menghitung berapa hasil yang didapat dari penjarahan yang dilakukan Olivier Levasseur ini. Hasilnya diperkirakan mencapai 100 juta Poundsterling.

Sayangnya, masa-masa kejayaan dari Olivier Levasseur ini harus berakhir, setelah dia ditangkap yang kemudian dihukum gantung pada tanggal 7 Juli 1730 di Pulau BorBoun. Eksekusi tersebut yang akhirnya menjadi legend.

Menurut cerita, Olivier Levasseur selalu memakai kalung yang berisi 17 kode rahasia. Ketika dia akan di hukum gantung, dia melemparkan kalungnya ke tengah kerumunan orang-orang yang menonton eksekusinya. Disana dia berteriak "Temukan hartaku bagi kalian yang menginginkannya".

Setelah sekian lama, akhirnya kode rahasia dari Olivier Levasseur terlupakan karena tidak ada orang yang dapat menemukan harta karunnya. Sampai pada tahun 1923, seorang wanita tua bernama Mrs. Savoy menemukan ukiran aneh pada bebatuan di Pantai Bel Ombre secara tidak sengaja.

Berita tentang Mrs. Savoy yang menemukan ukiran-ukiran di bebatuan tersebut menjadi ramai diperbincangkan. Sampai akhirnya berita tersebut sampai pada telinga seorang notaris. Notaris tersebut percaya bahwa ukiran-ukiran tersebut dibuat oleh bajak laut. 

Dia kemudian mengecek arsip-arsip tua yang ada, sampai akhirnya menemukan dua dokumen yang dia yakini berhubungan dengan ukiran-ukiran yang terdapat pada bebatuan di Pantai Bel Ombre tersebut. 

Dokumen pertama berisi peta Pantai Bel Ombre pada tahun 1753, di peta tersebut terdapat tulisan "Pemilik tanah: La Buse". Dokumen kedua berisi wasiat terakhir dari bajak laut Bernardin Nageon De L'Estang yang memiliki julukan "Le Butin", yang meninggal 70 tahun setelah Olivier Levasseur dihukum mati. 

Isi wasiat tersebut menunjukkan kalau Bernardin berhasil menemukan harta karun dari Olivier Levasseur yang entah bagaimana caranya. Isi wasiat tersebut terdiri dari tiga baris kriptogram dan dua buah surat wasiat, dimana surat yang pertama ditulis untuk keponakannya yang isinya kurang lebih seperti ini:

"aku kehilangan banyak dokumen selama kapalku karam, aku telah berhasil mengumpulkan sejumlah harta yang telah disembunyikan, namun masih ada empat lagi yang tertinggal, kamu dapat menemukannya dengan kunci dan kombinasi dan dokumen-dokumen lainnya".

Surat kedua ditulis untuk kakak laki-lakinya.

"kapten kami terluka, dan dia berusaha memastikan bahwa aku adalah benar seorang freemason. Setelah yakin, dia mempercayakan semua dokumen-dokumen rahasianya kepadaku. Berjanjilah bahwa anak tertuamu akan mencari harta tersebut dan membangun kembali rumah kita, Kapten akan menyerahkan dokumen-dokumen tersebut".

Surat-surat tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara freemason dengan hartanya Olivier Levasseur. Notaris tersebut akhirnya menghubungi Mrs. Savoy kemudian mereka melakukan penggalian. 

Hasilnya ditemukan dua peti mati dengan dua kerangka dan satu kerangka tanpa peti mati. Tiga kerangka tersebut diyakini sebagai kerangka dari bajak laut, karena ditemukan cincin emas pada sisi telinga kerangka tersebut. Tapi sayangnya tidak ditemukan harta karun apapun disana.

Tahun 1947, seorang warga Inggris bernama Reginald Cruise-Wilkins yang mulai mempelajari dokumen-dokumen yang ditemukan oleh notaris di tadi. Setelah usaha panjang, Wilkins berhasil memecahkan sebagian dari kriptogram. 

Dari sana dia mendapatkan petunjuk bahwa ternyata harta karun Olivier Levasseur terdapat pada satu ruangan rahasia di bawah tanah, ruangan tersebut dilindungi oleh air laut pasang yang membutuhkan suatu bendungan untuk menahan air. 

Kemudian kita harus berjalan dari arah utara dan melewati tangga batu dan terowongan menuju ke bawah pantai. Kerennya, setelah satu lokasi tersebut berhasil digali, Wilkins selalu menemukan barang kuno dan petunjuk berikutnya. 

Sampai akhirnya Wilkins meninggal dunia pada tanggal 3 Mei 1977, dengan menyisakan potongan terakhir dari kode rahasia Olivier Levasseur. Potongan terakhir tersebut, coba dipecahkan oleh anaknya Walkins, bernama John yang bekerja sebagai guru sejarah.

Post Advertisement
Post Advertisement